Kamis, 11 Maret 2010

'tragedi' di tengah pelajaran tapi ampe tamat.

ngobrol2 tu judulnya gak banged yia! setres tu yang bikin. *malah ngaku*
oh iya oh iya!! semoga anda semua puas dengan lanjutannya. hehe.. ^^v

------------------------

“EHH!! KAMUU!!” yama berteriak sambil menunjuk yandha.
“napa yam?” tanya yuto.
“akhirnya..” yamada mengenggam tangan yandha “akhirnya aku menemukanmu.”
“…………” yandha terdiam. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga bingung apa yang harus dia lakukan sekarang ini. melepaskan tangan yamada? Oh, kesempatan langka bo! Mau pingsan? Ah hal ini sangat indah untuk dilewadkan. Jadi yandha pun hanya bisa terdiam menatap wajah yamada yang mulus.
“HEEEE?!” yuto dan ausong pun terbelalak.
“anou, yandha.. sejak kapan lu kenal ama ryousuke yamada?” tanya ausong.
“…………” yandha hanya bisa terdiam kaku menatap yamada.
“yamachan, lu punya kenalan di sini (baca: semariang) ko gak bilang?” tanya yuto.
“…………………” terdiam menatap yandha.
“anou, yuto-kun. Kayaknya percuma aja deh kalo sekarang ini mereka kita ajak ngobrol.”
“setuju! Jadi apa yang harus kita lakukan?”
“entahlah!”

5 menit berlalu, mereka masih belum melepaskan tangan mereka. 10 menit kemudian, tangan mereka masih bertaut. 15 menit sudah lewad, tangan mereka bertaut semakin kuat. 20 menit kemudian…
“hoi! Udahan dong yam! Saya capek ngeliatinnya.” Teriak yuto
“he-eh! Yand! Bubar ah! capek juga saya!” tawar ausong pada yuto
“mereka menyuruh kita melepaskan tangan ini.” kata yamada pada yandha.
“entahlah! Aku tidak mendengar apa-apa”
“bagaimana kalau aku melepaskan genggaman ini? kakiku mulai kesemutan”
“sebenarnya kakiku juga. Geringingen malah. Tapi… Tapi….. TAPIIII….”
“aku tau! Sebenarnya aku juga tak ingin melepaskan genggaman ini.”
“yamada..”
“yandha..” (hasil baca bordiran nama)
"yamada.."
"yandha.."
“yeh! Mereka malah maen telenovela” komentar ausong
“iya! Lama-lama bakal jadi rosalinda season 5 dah.” Tukas yuto
“rosmalia aiyamo..” ausong bernyanyi
BRAAAK!! Rosmalia mucul dan menghajar ausong. setelah puas diapun menghilang.
“baiklah! Lepaskan saja yama.” Kata yandha
“kenapa?” tanya yama
“lepaskan saja!”
“kenapa? Padahal kan kita baru saja bertemu?”
“aku….” Yandha menundukkan kepalanya
“kenapa?”
“aku…” yandha tersipu malu
“kenapa?”
“AKU KEBELET PIPIS! Udah! Sekarang lepasin.” Kata yandha sambil berlari menuju kamar mandi.
“YANDHAA~!” yamada mengejar yandha.
“yuto-kun, lebih baik aku menyusul mereka” kata ausong

-------------------------

“apa yang kau lakukan yama?” tanya yuto pada yama. Tentunya setelah yamada ditampar yandha supaya tidak mengikutinya ke kamar mandi.
“sebenarnya…”
“sebenarnya apa yang kau lakukan sampai pergi ke semariang? Untuk apa? Kau bahkan membatalkan janjimu nonton gake no ue no ponyo bareng anak-anak sekelas. Kenapa? Jelaskan dengan lengkap dan terperinci.” Interogasi yuto.
“aku hanya ingin mengembalikan barang ini pada anak itu.” Jawab yama sambil pasang tampang melas.
“lalu kau tau alamatnya? Emailnya? Nomor hapenya?”
“enggak.”
“gak ada artinya dong kita kesini? Ampun dah!” ucap yuto dengan nada frustasi sembari berdiri meninggalkan yama.
“tapi yut, aku punya fotonya kok!”

Baru saja yuto akan menanggapi perkataan yamada, tiba-tiba yandha dan ausong kembali dari kamar mandi.
“anou, yama. Yang tadi maap ya! Saya sengaja.” Kata yandha
“gak apa! Gak apa! Saya juga minta maap!”
“enggak kok! Yama gak salah apa-apa. Yang salah aku.”
“enggak kamu gak salah! Yanga salah itu aku. Tiba-tiba megang tanganmu gitu.”
“aku yang salah! Tiba-tiba nampar kamu.”
“yandha..”
“yamada…”
“yandha…”
“yeh! Mule lebe dah mereka.” Komentar ausong.
“anou, yamachan! Lebih baik kau duduk dulu dah!” usul yuto
“hey yuto! Anak ini benar-benar mirip sama si bocah kawai dari indonesiang ya!”
“eh?” yandha menatap yama dengan tatapan bingung.

Singkat cerita, mereka menceritakan alasan mereka ke semariang. tapi si yandha itu orang indonesia tulen. belom pernah ke jepuniang. jadi ketemu yamada di masa beberapa puluh tahun yang lalu adalah hal yang gak mungkin. impossible!!
“oo.. jadi gitu.” Kata yandha dengan putus asa
“tapi aku punya fotonya kok! Mirip banget sama kamu.”
“eh masa?” tanya yandha.
“iya! Bener kok! Mau lihat?” yama pun langsung mengorek-ngorek tasnya. Mencari poto. “NAH! Ini dia potonya! Gimana mirip kan?”
Yamada menunjukkan selembar poto item putih kroak kroak gak utuh rayapen jamuren lumuten.
SIIIIIIIIIIIINGG…

Sunyi selama 5 menit. Tak ada dari ausong, yandha, maupun yuto yang mengeluarkan kata-kata. Bahkan untuk mempercayai kertas itu sebagai sebuah poto seorang gadis kecil adalah hal yang sulit. Benar-benar sulit. Mustahil.
Ditambah lagi, katanya foto anak itu mirip sama yandha. Mirip darimana bo? Masa si yandha disamain sama poto item putih yang udah kroak kroak gak jelas. Yandha gak terima. Dia gak terima.
“mirip ya!” kata ausong sambil membandingkan benda itu dengan yandha.
“umm.. yama, ini foto yang kamu maksudkan tadi?” tanya yuto
“iya! Gimana? Gimana? Imud banged kan anak itu! So JAVANESE you know??”
“mboten. Kulo mboten ngertos niku.” Jawab yuto.
“huaah! Bisa basa jawa je.” Ausong takjub.
“yandha, mirip kan tu anak sama kamu? Iya kan?” tanya yama.
“he.. he..he..” yang tentunya hanya ditanggapi yandha dengan tawa kecut.
“jadi yam, kalo kamu gak tau cara ngehubungi si cewek kawai itu, gimana dong?” tanya yuto
“wah! Saya tak pikirkan masalah itu”
“umm.. gimana ya?” yandha mikir.
“natsu koi natsu geemu..” yeh ausong malah ber-ancafe ria. Langsung saja mereka bertiga menatap ausong dengan tatapan membunuh.
“eh? Napa? Saya salah apa?” tanya ausong dengan tatapan *sok* inosen.
“mikir dong! Mikir!”
“oke yan! Okeh! Saya mikir” dan ausong pun pasang tampang mikir.

Mereka berempat terus saja duduk diam. Mereka berpikir. Apa yang harus mereka lakukan dengan foto itu? Apa? Bagaimana mereka dapat menemukan cewek kawai yang dicari yamada dengan foto yang cuma satu-satunya. Ditambah potonya udah gak mbentuk. Benar-benar menguras pikiran. Benar-benar. Ckck.
Tak terasa bel pulang pun berbunyi. Anak-anak sma ****** * semariang berhamburan menuju pintu gerbang sekolah. Menuju sebuah kebebasan. Ada yang berlarian. Ada yang bermotoran. Ada yang bermobilan. Ada yang naek pick up. Ada yang naek bus. Ada yang naek truk tronton. Lama-lama berasa di jalan raya yee? Sementara keempat tokoh itu masih berpikir ditengah lapangan yang panas.

“baik! Iya! Anak itu ada di sana! .. baik! Nanti saya hubungi lagi. Iya.”
Tampak sosok misterius memutuskan panggilan dengan seseorang yang juga misterius. Dia, si sosok misterius, mengintai keempat tokoh *yang kayaknya* utama itu. Apa yang akan dilakukan sosok itu? Peranasan pan? Iya pan? Huohoho. Silahkan lanjutkan bacanya.
“anou.. yuto.”
“iya yama?”
“rasanya aku merasakan hawa membunuh yang besar.”
“benarkah itu? Aku tak merasakan apa-apa.” Timpal yandha
“kenapa tha?” tanya ausong
“bagaimana denganmu yuto?” tanya yama
“aku? Eh tidak! Aku tidak merasakan apa-apa.”
“mungkin Cuma perasaanmu saja yam. Sudah tenang saja. Mau biting asin?” kata ausong sambil menawarkan biting asin yang dia beli di koperasi. “oh ya! Ini bitingnya dari koperasi SMA ****** * semariang loh! Bukan dari sekolah yandha *promosi mode oon*
Sementara mereka sedang asik asiknya menikmati biting asin, tiba-tiba mereka mendengar suara yang semakin lama semakin terdengar dekat. Awalnya terdengar lirih saja. Lama-lama suara itu semakin keras. Keras. Dan keras. Yea!
“yandha~~”
“ada yang manggil yan?”
“siapa? Eh bitingnya enak!”
“yandha~~”
“anou.. yandha, ada yang manggil ya?” tanya yama
“siapa? Aku gak denger ik!”
“YANDHAA~!!!” teriak si sosok misterius itu mengagetkan yandha.
“ee ladalah laelah astagfirullah innalillahi yarkhamukallah.. ya ampun! Aku kaget!” kata yandha
“yan, jangan noleh dah! Ini anjuran dari saya.” Kata ausong
“kamu tu loh ya! Tak panggil kok gak noleh!” kata sosok misterius itu
“lha emang sapa tha song?” tanya yandha
“hooi!! Hallooo!! Berasa ngomong sama tembok dah!” kata sosok misterius.
“ya terserah deng kalo mao tau sapa orangnya.” Kata ausong.
Mengikuti perkataan ausong, yandha pun menolehkan mukanya ke belakang. Umm.. menatap si sosok misterius gitu. Hm. Ya kira-kira seperti itu.
“baaa!!” kata si sosok misterius
“HUAAA!!!” yandha terlonjak kaget.
“eh! Ada apa yand? Ada apa??” tanya yama pada yandha yang terlihat masih shock (kaos kaki?).
“yandha ki lebe og.” Kata si sosok misterius itu.
“oo.. kamu to. Gimana kabar?” tanya yandha
“baek! Hayah! Ngobrol ngobrol yang itu udah belon?”
"yang itu apa?"
"halah! yang harus di scan itu. orangnya udah nagih hasil scan nya."
“eh?! Saya lupa!” kata yandha. “ oh iya kenalin ini….”
“ano, kamu ryousuke yamada kan ya?” tanya si sosok misterius
“eh iya!”
“lama gak ketemu ya!”
“eh? Dimana ya?” tanya yama
“hee? Kamu lupa? Um.. ya wajar sih! Udah lama banged kan ya!”
“ah! kamuu…” kata yama
“iya! Um.. waktu itu makasih ya! Mau nemenin aku beli hadiah buat ayahku.”
“ah! sama sama. Hadiah waktu itu makasih juga ya!” kata yama

Sementara mereka asyik bercakap-cakap, tiga tokoh yang terlupakan itu hanya bisa terbengong-bengong.
“kamu mau ngomong apa yut?” tanya ausong
“saya tak percaya!” kata yuto
“saya juga!” kata ausong
“saya tak bisa berkata-kata” kata yandha
Nb. Sampai saat ini meskipun si sosok misterius ini sudah muncul dan berbincang-bincang dengan para tokoh, tapi kita masih tidak tau siapakah dia? JENK JENK JENK JENKKK!!!

Karena merasa tertekan yandha pun berteriak “USOOO!! Masak cewek kawai yang dicari yamada ampe indonesiong adalah………….ROSMAALIAAAA!!!”
hah! Tidak mungkin! Siapa itu rosma?” tanya ausong tanpa pikir panjang.
“kamu ini yaa!!” rosma menghampiri ausong dan berniat menghajar ausong sebelum dia melihat yuto. “ah~! yuto kun! Perkenalkan nama saya rosma. Yoroshikuu!!”
“ah. inggih inggih. Yoroshiku too!” kata yuto. (bahasa apaan tu?)
“hei hei! Jangan ganggu adekku ros!” kata ausong
“uso! Uso! Dasar penipu! Gak mungkin yuto punya kakak kaya kamu. Dia bukan kakakmu kan yut?”
“eh? Bukan sih!” kata yuto
“………….” Ausong terdiam
“ya udah! Ke kantin yuk!!” ajak rosma
“ayok ayok aja!”
“saya sendirian..” kata ausong “eh yan! Napa kau?”
“saya masih shock song! Lebih baik saya pulang saja dah! Hiksssuuu.. :’( ” yandha terisak sambil berjalan menuju mobilnya
“yandhaa!! Tunggu!!”
“gak! Aku mao pulang aja song!” kata yandha
“aku bukan ausong. Aku yama.” Kata yama sambil menahan yandha.
“kenapa? Kamu kan udah ketemu ama orang yang kamu cari.”
“umm.. minta email kamu dong!” kata yama
“eh… boleh!” wajah yandha kembali cerah ceria.

Nah! Sementara rosma lunch gado gado bareng sama yuto (radha gak elit yia?) dan yama berbincang-bincang dengan yandha, apa yang ausong lakukan?
“aku mau bunuh diri!” jawab ausong
“kenapo?” tanya surngin
“karena… hiksuuu :’(( ” belum sempat ausong menjelaskan alasannya tiba-tiba hapenya berbunyi. chocolate disco chocolate disco chocolate disco. “umm.. ada telpon. Bentar ya surngin”

catatan: sampe beberapa percakapan, ni ausong ngomong ndiri. maruks ye ni anak.
“mochi enak! ini ausong. Sapa yia?”
“lah katanya gak jadi dateng. Lah tiwas aku gak di bandara.”
“lha terus gimana?”
“eh?? Kamu dimana?”
“di belakangku? Gak mungkin!” ausong pun menoleh dan….
“konnichiwa!” kata *siapa lagi kalo bukan* CHINEN
“uso uso USOOO!! Dasar penipu kau!”
“hehehe..” chi nyengir
“ko tau aku disini?”
“tadi aku tanya yuto.”
“soudesuka.”
“eh! Makan yuk song!” ajak chinen
“baiklah! Kalo kau yang minta.”
Dan semua berakhir bahagia. Ha ha ha!! (sumpah ngayal banged dah!)

-------------

“kau! Anak yang duduk di sana.” Kata guru sambil menunjuk ke arah yandha.
Si yandha kagak bangun-bangun..
“umm.. kau yang duduk disebelahnya, bangunkan anak itu.” Kata bu guru
“hoi yand! Bangun nak!”
“hoahemm.. saya udah bangun nih! Umm.. mimpi yand aneh.” kata yandha
“KAMUU!! karena kamu tidur di jam pelajaran saya, kerjakan soal di depan ini!”
“saya bu?”
“iya kamu!”
Dalam hati yandha berkata, “kok mirip mimpi saya yang barusan ya? Apakah semua ini akan menjadi kenyataan?”
Entahlah yan. Saya sebagai sang pengkhayal cerita juga tidak tahu. Huahahahaha!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bocah ini telah menulis..
Sekarang giliran anda memberi komentar..