Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Maret 2010

'tragedi' di tengah pelajaran tapi ampe tamat.

ngobrol2 tu judulnya gak banged yia! setres tu yang bikin. *malah ngaku*
oh iya oh iya!! semoga anda semua puas dengan lanjutannya. hehe.. ^^v

------------------------

“EHH!! KAMUU!!” yama berteriak sambil menunjuk yandha.
“napa yam?” tanya yuto.
“akhirnya..” yamada mengenggam tangan yandha “akhirnya aku menemukanmu.”
“…………” yandha terdiam. Dia bingung apa yang sebenarnya terjadi. Dia juga bingung apa yang harus dia lakukan sekarang ini. melepaskan tangan yamada? Oh, kesempatan langka bo! Mau pingsan? Ah hal ini sangat indah untuk dilewadkan. Jadi yandha pun hanya bisa terdiam menatap wajah yamada yang mulus.
“HEEEE?!” yuto dan ausong pun terbelalak.
“anou, yandha.. sejak kapan lu kenal ama ryousuke yamada?” tanya ausong.
“…………” yandha hanya bisa terdiam kaku menatap yamada.
“yamachan, lu punya kenalan di sini (baca: semariang) ko gak bilang?” tanya yuto.
“…………………” terdiam menatap yandha.
“anou, yuto-kun. Kayaknya percuma aja deh kalo sekarang ini mereka kita ajak ngobrol.”
“setuju! Jadi apa yang harus kita lakukan?”
“entahlah!”

5 menit berlalu, mereka masih belum melepaskan tangan mereka. 10 menit kemudian, tangan mereka masih bertaut. 15 menit sudah lewad, tangan mereka bertaut semakin kuat. 20 menit kemudian…
“hoi! Udahan dong yam! Saya capek ngeliatinnya.” Teriak yuto
“he-eh! Yand! Bubar ah! capek juga saya!” tawar ausong pada yuto
“mereka menyuruh kita melepaskan tangan ini.” kata yamada pada yandha.
“entahlah! Aku tidak mendengar apa-apa”
“bagaimana kalau aku melepaskan genggaman ini? kakiku mulai kesemutan”
“sebenarnya kakiku juga. Geringingen malah. Tapi… Tapi….. TAPIIII….”
“aku tau! Sebenarnya aku juga tak ingin melepaskan genggaman ini.”
“yamada..”
“yandha..” (hasil baca bordiran nama)
"yamada.."
"yandha.."
“yeh! Mereka malah maen telenovela” komentar ausong
“iya! Lama-lama bakal jadi rosalinda season 5 dah.” Tukas yuto
“rosmalia aiyamo..” ausong bernyanyi
BRAAAK!! Rosmalia mucul dan menghajar ausong. setelah puas diapun menghilang.
“baiklah! Lepaskan saja yama.” Kata yandha
“kenapa?” tanya yama
“lepaskan saja!”
“kenapa? Padahal kan kita baru saja bertemu?”
“aku….” Yandha menundukkan kepalanya
“kenapa?”
“aku…” yandha tersipu malu
“kenapa?”
“AKU KEBELET PIPIS! Udah! Sekarang lepasin.” Kata yandha sambil berlari menuju kamar mandi.
“YANDHAA~!” yamada mengejar yandha.
“yuto-kun, lebih baik aku menyusul mereka” kata ausong

-------------------------

“apa yang kau lakukan yama?” tanya yuto pada yama. Tentunya setelah yamada ditampar yandha supaya tidak mengikutinya ke kamar mandi.
“sebenarnya…”
“sebenarnya apa yang kau lakukan sampai pergi ke semariang? Untuk apa? Kau bahkan membatalkan janjimu nonton gake no ue no ponyo bareng anak-anak sekelas. Kenapa? Jelaskan dengan lengkap dan terperinci.” Interogasi yuto.
“aku hanya ingin mengembalikan barang ini pada anak itu.” Jawab yama sambil pasang tampang melas.
“lalu kau tau alamatnya? Emailnya? Nomor hapenya?”
“enggak.”
“gak ada artinya dong kita kesini? Ampun dah!” ucap yuto dengan nada frustasi sembari berdiri meninggalkan yama.
“tapi yut, aku punya fotonya kok!”

Baru saja yuto akan menanggapi perkataan yamada, tiba-tiba yandha dan ausong kembali dari kamar mandi.
“anou, yama. Yang tadi maap ya! Saya sengaja.” Kata yandha
“gak apa! Gak apa! Saya juga minta maap!”
“enggak kok! Yama gak salah apa-apa. Yang salah aku.”
“enggak kamu gak salah! Yanga salah itu aku. Tiba-tiba megang tanganmu gitu.”
“aku yang salah! Tiba-tiba nampar kamu.”
“yandha..”
“yamada…”
“yandha…”
“yeh! Mule lebe dah mereka.” Komentar ausong.
“anou, yamachan! Lebih baik kau duduk dulu dah!” usul yuto
“hey yuto! Anak ini benar-benar mirip sama si bocah kawai dari indonesiang ya!”
“eh?” yandha menatap yama dengan tatapan bingung.

Singkat cerita, mereka menceritakan alasan mereka ke semariang. tapi si yandha itu orang indonesia tulen. belom pernah ke jepuniang. jadi ketemu yamada di masa beberapa puluh tahun yang lalu adalah hal yang gak mungkin. impossible!!
“oo.. jadi gitu.” Kata yandha dengan putus asa
“tapi aku punya fotonya kok! Mirip banget sama kamu.”
“eh masa?” tanya yandha.
“iya! Bener kok! Mau lihat?” yama pun langsung mengorek-ngorek tasnya. Mencari poto. “NAH! Ini dia potonya! Gimana mirip kan?”
Yamada menunjukkan selembar poto item putih kroak kroak gak utuh rayapen jamuren lumuten.
SIIIIIIIIIIIINGG…

Sunyi selama 5 menit. Tak ada dari ausong, yandha, maupun yuto yang mengeluarkan kata-kata. Bahkan untuk mempercayai kertas itu sebagai sebuah poto seorang gadis kecil adalah hal yang sulit. Benar-benar sulit. Mustahil.
Ditambah lagi, katanya foto anak itu mirip sama yandha. Mirip darimana bo? Masa si yandha disamain sama poto item putih yang udah kroak kroak gak jelas. Yandha gak terima. Dia gak terima.
“mirip ya!” kata ausong sambil membandingkan benda itu dengan yandha.
“umm.. yama, ini foto yang kamu maksudkan tadi?” tanya yuto
“iya! Gimana? Gimana? Imud banged kan anak itu! So JAVANESE you know??”
“mboten. Kulo mboten ngertos niku.” Jawab yuto.
“huaah! Bisa basa jawa je.” Ausong takjub.
“yandha, mirip kan tu anak sama kamu? Iya kan?” tanya yama.
“he.. he..he..” yang tentunya hanya ditanggapi yandha dengan tawa kecut.
“jadi yam, kalo kamu gak tau cara ngehubungi si cewek kawai itu, gimana dong?” tanya yuto
“wah! Saya tak pikirkan masalah itu”
“umm.. gimana ya?” yandha mikir.
“natsu koi natsu geemu..” yeh ausong malah ber-ancafe ria. Langsung saja mereka bertiga menatap ausong dengan tatapan membunuh.
“eh? Napa? Saya salah apa?” tanya ausong dengan tatapan *sok* inosen.
“mikir dong! Mikir!”
“oke yan! Okeh! Saya mikir” dan ausong pun pasang tampang mikir.

Mereka berempat terus saja duduk diam. Mereka berpikir. Apa yang harus mereka lakukan dengan foto itu? Apa? Bagaimana mereka dapat menemukan cewek kawai yang dicari yamada dengan foto yang cuma satu-satunya. Ditambah potonya udah gak mbentuk. Benar-benar menguras pikiran. Benar-benar. Ckck.
Tak terasa bel pulang pun berbunyi. Anak-anak sma ****** * semariang berhamburan menuju pintu gerbang sekolah. Menuju sebuah kebebasan. Ada yang berlarian. Ada yang bermotoran. Ada yang bermobilan. Ada yang naek pick up. Ada yang naek bus. Ada yang naek truk tronton. Lama-lama berasa di jalan raya yee? Sementara keempat tokoh itu masih berpikir ditengah lapangan yang panas.

“baik! Iya! Anak itu ada di sana! .. baik! Nanti saya hubungi lagi. Iya.”
Tampak sosok misterius memutuskan panggilan dengan seseorang yang juga misterius. Dia, si sosok misterius, mengintai keempat tokoh *yang kayaknya* utama itu. Apa yang akan dilakukan sosok itu? Peranasan pan? Iya pan? Huohoho. Silahkan lanjutkan bacanya.
“anou.. yuto.”
“iya yama?”
“rasanya aku merasakan hawa membunuh yang besar.”
“benarkah itu? Aku tak merasakan apa-apa.” Timpal yandha
“kenapa tha?” tanya ausong
“bagaimana denganmu yuto?” tanya yama
“aku? Eh tidak! Aku tidak merasakan apa-apa.”
“mungkin Cuma perasaanmu saja yam. Sudah tenang saja. Mau biting asin?” kata ausong sambil menawarkan biting asin yang dia beli di koperasi. “oh ya! Ini bitingnya dari koperasi SMA ****** * semariang loh! Bukan dari sekolah yandha *promosi mode oon*
Sementara mereka sedang asik asiknya menikmati biting asin, tiba-tiba mereka mendengar suara yang semakin lama semakin terdengar dekat. Awalnya terdengar lirih saja. Lama-lama suara itu semakin keras. Keras. Dan keras. Yea!
“yandha~~”
“ada yang manggil yan?”
“siapa? Eh bitingnya enak!”
“yandha~~”
“anou.. yandha, ada yang manggil ya?” tanya yama
“siapa? Aku gak denger ik!”
“YANDHAA~!!!” teriak si sosok misterius itu mengagetkan yandha.
“ee ladalah laelah astagfirullah innalillahi yarkhamukallah.. ya ampun! Aku kaget!” kata yandha
“yan, jangan noleh dah! Ini anjuran dari saya.” Kata ausong
“kamu tu loh ya! Tak panggil kok gak noleh!” kata sosok misterius itu
“lha emang sapa tha song?” tanya yandha
“hooi!! Hallooo!! Berasa ngomong sama tembok dah!” kata sosok misterius.
“ya terserah deng kalo mao tau sapa orangnya.” Kata ausong.
Mengikuti perkataan ausong, yandha pun menolehkan mukanya ke belakang. Umm.. menatap si sosok misterius gitu. Hm. Ya kira-kira seperti itu.
“baaa!!” kata si sosok misterius
“HUAAA!!!” yandha terlonjak kaget.
“eh! Ada apa yand? Ada apa??” tanya yama pada yandha yang terlihat masih shock (kaos kaki?).
“yandha ki lebe og.” Kata si sosok misterius itu.
“oo.. kamu to. Gimana kabar?” tanya yandha
“baek! Hayah! Ngobrol ngobrol yang itu udah belon?”
"yang itu apa?"
"halah! yang harus di scan itu. orangnya udah nagih hasil scan nya."
“eh?! Saya lupa!” kata yandha. “ oh iya kenalin ini….”
“ano, kamu ryousuke yamada kan ya?” tanya si sosok misterius
“eh iya!”
“lama gak ketemu ya!”
“eh? Dimana ya?” tanya yama
“hee? Kamu lupa? Um.. ya wajar sih! Udah lama banged kan ya!”
“ah! kamuu…” kata yama
“iya! Um.. waktu itu makasih ya! Mau nemenin aku beli hadiah buat ayahku.”
“ah! sama sama. Hadiah waktu itu makasih juga ya!” kata yama

Sementara mereka asyik bercakap-cakap, tiga tokoh yang terlupakan itu hanya bisa terbengong-bengong.
“kamu mau ngomong apa yut?” tanya ausong
“saya tak percaya!” kata yuto
“saya juga!” kata ausong
“saya tak bisa berkata-kata” kata yandha
Nb. Sampai saat ini meskipun si sosok misterius ini sudah muncul dan berbincang-bincang dengan para tokoh, tapi kita masih tidak tau siapakah dia? JENK JENK JENK JENKKK!!!

Karena merasa tertekan yandha pun berteriak “USOOO!! Masak cewek kawai yang dicari yamada ampe indonesiong adalah………….ROSMAALIAAAA!!!”
hah! Tidak mungkin! Siapa itu rosma?” tanya ausong tanpa pikir panjang.
“kamu ini yaa!!” rosma menghampiri ausong dan berniat menghajar ausong sebelum dia melihat yuto. “ah~! yuto kun! Perkenalkan nama saya rosma. Yoroshikuu!!”
“ah. inggih inggih. Yoroshiku too!” kata yuto. (bahasa apaan tu?)
“hei hei! Jangan ganggu adekku ros!” kata ausong
“uso! Uso! Dasar penipu! Gak mungkin yuto punya kakak kaya kamu. Dia bukan kakakmu kan yut?”
“eh? Bukan sih!” kata yuto
“………….” Ausong terdiam
“ya udah! Ke kantin yuk!!” ajak rosma
“ayok ayok aja!”
“saya sendirian..” kata ausong “eh yan! Napa kau?”
“saya masih shock song! Lebih baik saya pulang saja dah! Hiksssuuu.. :’( ” yandha terisak sambil berjalan menuju mobilnya
“yandhaa!! Tunggu!!”
“gak! Aku mao pulang aja song!” kata yandha
“aku bukan ausong. Aku yama.” Kata yama sambil menahan yandha.
“kenapa? Kamu kan udah ketemu ama orang yang kamu cari.”
“umm.. minta email kamu dong!” kata yama
“eh… boleh!” wajah yandha kembali cerah ceria.

Nah! Sementara rosma lunch gado gado bareng sama yuto (radha gak elit yia?) dan yama berbincang-bincang dengan yandha, apa yang ausong lakukan?
“aku mau bunuh diri!” jawab ausong
“kenapo?” tanya surngin
“karena… hiksuuu :’(( ” belum sempat ausong menjelaskan alasannya tiba-tiba hapenya berbunyi. chocolate disco chocolate disco chocolate disco. “umm.. ada telpon. Bentar ya surngin”

catatan: sampe beberapa percakapan, ni ausong ngomong ndiri. maruks ye ni anak.
“mochi enak! ini ausong. Sapa yia?”
“lah katanya gak jadi dateng. Lah tiwas aku gak di bandara.”
“lha terus gimana?”
“eh?? Kamu dimana?”
“di belakangku? Gak mungkin!” ausong pun menoleh dan….
“konnichiwa!” kata *siapa lagi kalo bukan* CHINEN
“uso uso USOOO!! Dasar penipu kau!”
“hehehe..” chi nyengir
“ko tau aku disini?”
“tadi aku tanya yuto.”
“soudesuka.”
“eh! Makan yuk song!” ajak chinen
“baiklah! Kalo kau yang minta.”
Dan semua berakhir bahagia. Ha ha ha!! (sumpah ngayal banged dah!)

-------------

“kau! Anak yang duduk di sana.” Kata guru sambil menunjuk ke arah yandha.
Si yandha kagak bangun-bangun..
“umm.. kau yang duduk disebelahnya, bangunkan anak itu.” Kata bu guru
“hoi yand! Bangun nak!”
“hoahemm.. saya udah bangun nih! Umm.. mimpi yand aneh.” kata yandha
“KAMUU!! karena kamu tidur di jam pelajaran saya, kerjakan soal di depan ini!”
“saya bu?”
“iya kamu!”
Dalam hati yandha berkata, “kok mirip mimpi saya yang barusan ya? Apakah semua ini akan menjadi kenyataan?”
Entahlah yan. Saya sebagai sang pengkhayal cerita juga tidak tahu. Huahahahaha!

'tragedi' di tengah pelajaran

ini benar-benar cerita yang gak penting. sebelumnya sudah saya sebarkan via email ke beberapa teman saya. lalu dilanjutkan via fb. hehe.. selamat menikmati.. ^__^v

--------------

“anak-anak, ayo buka bukunya. Sekarang kita masuk bab kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia adalah..” terang bu guru kimia.
“hoahemm..” yandha menguap.
“kenapa kao?” tanya teman
“ngantok nih! Semalem ga sempet tidur.” Jawab yandha
“heh? Ga tidor? Ngapain?”
“ngayal ngayal ga jelas gitu dah. Ehehe.”
“ =.= ” teman terdiam
“eh, aku tidor dulu yak?! Ngantok berat nih!”
“ya tidor toh! Hati-hati ya!!”
“osh! Doakan saya mimpi ketemu idola ya?!”
“ho-oh! Eh nta kalo ketemu labrador (07-ghost) salam ya?!”
“sib! Mau nitip buat sapa lagi?”
“hmm.. sapa ya? Hm. Bingung aku. Kanata hongo deh! Sama kamiki-kun, ryutaro, hikaru-kun, gaara-sama, haninozuka mitsukuni, oom kenma, terus.. ”
“STOP! Kau nih! Nitip salam di mimpi ja banyak banget. Udah! Aku mau tidor aja. Dagh!”
BLETAK!
Bunyi kepala yandha jatuh menimpa meja. Dan tertidorlah tu anak.
“anak ini.. =.=”

---------------------
~dalam mimpi yandha~

Hmm. Dimana ini? Saya mengantuk.
“yandhi~! Yandho~!”
Hah?! Sopo kuwi? Calling calling my name. Gak bener pula. Cih!
“yandhe~!”
Gyaa!! Sapa kao? Panggil namaku ga bener! Tunjukkan wujud aslimu!
“yandhuu~!”
Hyee!! Keadaan semakin menakutkan. Saya ketakutan. Seseorang, selamatkan saya!! Satsukete..(k)!
“HOI! Dipanggil nih! Ke sini dong! Capek nih manggil manggil muluk.”
Eee..? saya dipanggil ya?
“he-eh! Ndang tha! Hayaku hayaku!”
Iyo dah! Eh, tapi tunggu dulu.
“apa lagi?”
Aku harus kemana?
“kocchi kocchi..”
Tiba-tiba muncul sebuah cahaya dari suatu arah..
Hyoo.. rupanya aku harus ke sana. Ke sana ah!
“irrashaimase..”
Terlihatlah sepuluh orang yang kakoi nan kawai berdiri menyambut yandha.
Hyoo~!! Hey say JUMP!! Teriak yandha kegirangan dalam mimpinya.
~mimpi yandha selesai~

--------------------------
---

“hyoo! Hey say JUMP!!” teriak yandha kegirangan. Ternyata dia teriak ampe kedengeran di dunia bukan mimpi. Nyeh nyeh nyeh!
“anak ini.. kalo mimpi ribut aja kerjanya.”
“kau! Anak yang duduk di sana.” Kata guru sambil menunjuk ke arah yandha.
“saya bu?”
“iya! Kamu yang barusan teriak ‘kyaa! Hey say JUMP!’ di tengah pelajaran saya.”
“enggak kok bu! Saya gak teriak ‘kyaa! Hey say JUMP!’ kok bu.”
“heh! Gag usah munapek. Kalo ga teriak gitu emang kamu teriak apa? Jelas-jelas sekelas denger kamu teriak.”
“saya teriaknya gini ko bu. ‘hyoo! Hey say JUMP!’ bukan ‘kyaa! Hey say JUMP!’”
“wateper lah! Sekarang kau kerjakan soal di papan tulis.”
“ah!” jawab yandha maju ke depan ogah-ogahan.
“bisa kah?” tanya guru.
“enggak bu.”
“lain kali merhatiin dong!” kata bu guru
“maaf bu!” jawab yandha sambil menampakkan wajah merana se-innocent mungkin.
“gag mempan tau! Saya sudah kebal dengan wajah wajah sok innocent seperti itu. Karena kamu tidak memperhatikan pelajaran saya, kamu saya hukum berdiri di lapangan.”
“……….”
Yandha berjalan menuju lapangan upacara. Mungkin sebagai seorang pelajar dia merasa hari itu adalah hari yang benar-benar menyebalkan. Tapi sebagai seorang fangirl, mungkin dia tak tau apa yang menantinya nanti. Khukhukhu. *tawa jahad seorang pengarang*

------------------------------------------------

Di tengah perjalanannya menuju lapangan upacara yang panasnyo minta ampun,,
“semprong! PANASNYA~!” teeriak yandha.
“sst! Bisa tenang mbak? Ni lagi ulangan mbak!”
“eh iya! Maaph bu!” kata yandha sambil meminta maaf.
“Kenapa? Kenapa? Kenapa aku? Kenapa harus aku yang ketauan tidor di tengah pelajaran? WHAAII?? Pan banyak tu yang tidor tadi. Tapi kenapa Cuma aku yang ketauan sama bu guru?” gerutu yandha. Tentunya dengan suara pelan kan ga mau dimarain ama guru penjaga ulangan.

Namun ternyata anak ini terpeleset kulit pisang dan dia jatuh menimpa setumpuk buku kimia. Tentunya hal ini menimbulkan suara berisik. (entah bagaimana kulit pisang ini bisa berada di tengah jalan menuju lapangan. Dan entah bagaimana pula setumpuk buku kimia ini bisa berada di tengah jalan menuju lapangan. Benar-benar hal yang mistis.)
“ehem. Mbak tadi kan sudah saya peringatkan untuk tidak berisik.” Guru penjaga ulangan tiba-tiba memperingati anak ini.
“eh.. maaf bu! Tadi itu saya..” anak ini berusaha menjelaskan duduk perkaranya.
“SUDAH!! DIAM KAU! Sana sana! Hush hush.” Usir guru penjaga ulangan.

------------------------------------------

Sesampainya di lapangan..
“kenapa? Kenapaa? Kenapa harus aku lagi?! ARGH!!!”
“Yee.. sapa suruh tidur sambil ngelindur. Berisik pula. Wkwkwk.” Tiba-tiba teerdengar suara misterius.
“gyaa! Ada suara misterius! Siapa kau?” tanya yandha.
“udah! Anggep aja aku ini hanya suara angin.” *FYUUU*
“Tapi kenapa aku harus yang sial muluk? Udah ketauan sekelas, disuruh ngerjain, ga bisa pula. Pada akhirnya dikirimlah aku ke lapangan panaas ini. cih! Bisa tambah mini aku.”
“Sudah sudah! Yang sabar ya nak!”
“iya! Makasih surgin”
“surgin? Apaan tu?”
“suara angin” jawab yandha
“…………..” angin pun terdiam.

Suara misterius itu sudah tak terdengar lagi. Yandha sendirian. Bediri di tengah lapangan yang panasnya minta ampun. JEK EJEK EJEK .. Tiba-tiba terdengar suara helikopter.
“Ada heli mo ndarat di sini? What the…….?” gumam yandha.
“hoi! Yang di bawah! Kita mo ndarat. Minggir dong minggir!” teriak suara dari heli.
“kayaknya dari tadi aku ketemu suara gaje terus deh. Minggir ah!” dalam hati sambil ni anak minggir.
Akhirnya heli itu mendarat dengan selamat di lapangan SMA nya yandha.
“kira kira mereka siapa ya?”
“mereka adalah…” kata ausong
“lho? Si, kamu…?” yandha terkaget kaget

Pintu heli terbuka dan entah darimana datangnya, lagu UMP terdengar.
J-Johnny U-Ultra M-Music P-Power
Kalo udah gini pasti bisa nebak siapa yang turun dari heli. Nyeh nyeh nyeh.
“loh ini dimana?” tanya orang yang baru turun dari heli.
“ini di semariang pak!”
“loh?! Saya maunya ke menteng. Ketemu sodara saya.”
“jadi bapak ga mau ke semariang?”
“tidak. Saya maunya ke jakartiang. Menteng. Pan udah lama ga ke sono.”
“t..tapi kata bu michelle, pak obama suka bandeng presto. Di semariang banyak yang jual.” Terang orang yang keliatannya guide deh.
“di semariang banyak bandeng dijualkah?”
“iyo pak! Mari mari saya antarkan. Dekat kok dari sini. Mau naik angkot?”
“oh ya! Tentu saja. Tapi nanti habis beli bandeng, kita ke menteng di jakartiang.”
“oh ya pak oh ya! Tentu saja!”

Hmm.. bagaimana kalau kita tengok keadaan jiwa tokoh utama kita.
“…” terdiam tak dapat berkata-kata.
“kamu shock ya nak?” tanya ausong
“…” masih terdiam
“kamu kira itu HSJ kan?” tanya ausong
“…” tetap terdiam
“yang tabah ya nak!”
“….” Terdiam masih
“ya udah deh! Aku balik ke sekolah ku dulu ya! Naek angkot bareng pak obama ah~!” ausong pun berlalu meninggalkan yandha yang masih terdiam.

Yandha pun melanjutkan berdiri di tengah lapangan. Hatinya bagai teiris seribu sembilu ketika mengetahui ternyata mereka bukan HSJ. Ternyata dia adalah pak obama yang nyasar ke semariang. Sungguh kecewa hatinya mengetahui fakta itu.
“mungkin lebih baik aku berdiri di tengah lapangan saja dengan tenang. Hmm..” yandha berkata dalam hati. “ini benar-benar hari yang aneh.”

----------------------------------

Beberapa puluh tahun yang lalu di Jepuniang.. (umur tokoh utamanya berapa jal?)
“oi oi! Besok temenin dong!” pinta seorang anak cewek yang kawai nya gak maen maen. *jiah lebe!*
“boleh! Doko?” tanya seorang anak cowok yang kawai nya gak kalah sama si cewek.
“heh? Joko? Sapa tu joko? Ga nyangka di sini ada yang namanya joko. ^^”
“nee? Umm.. maksudku, meh nang ndi?”
“um.. entahlah! Tapi ketemu di *piip* aja” >>lokasi disamarkan karena kemalasan penulis mencari tau.
“nanji?”
“heh? Sanji? One piece yak? Aku sih suka luffy. ^^”
“what the?” si cowok kawai menggeleng-gelengkan kepala.
“kenapa? Kamu sakit kepala?” tanya cewek yang kawai itu.
“iie iie. Umm. Jam berapa?”
“jam 8 ae rak wis”
“oke! Ja mata ashita!”

Keesokan harinya..
“udah lama nunggunya? Gome ne! Tadi ketiduran. Bangun bangun udah jam 11. Hontou ni gomenasai!!” >>bener ga sih jepangnya?
“he he. Ndak apa kok!” jawab si cowok kawai. “jadi mau kemana nih?”
“temenin cari kado buat papap ku. Ya? Ya?” pinta anak cewek kawai itu
“oke oke!”
Beberapa puluh ratus menit kemudian..
“arigatou. Matur nuwun sanged!”
“aa.. douite. Ja mata.” Cowok kawai melambaikan tangannya.
“chotto matte! Ni buat kamu.” cewek itu meletakkan sesuatu di telapak tangan temannya.
“apa ini?”
“tanda terima kasih. Sekaligus kenang-kenangan.”
“kenang-kenangan? Lha napa?”
“sebenernya…. Besok aku mau pulang”
“kemana?”
“ke….indonesiang”
“……….”
“makasih banged ya! Makasih! Makasih! Makasih! Lain kali semoga kita bisa bertemu. Ah! aku harus pulang. Ja mata, yama-chan.” Kata cewek kawai itu sambil melabaikan tangannya.
“………..” terdiam sambil menggenggam erat pemberian temannya.

Catatan pengarang: ga nyangka bisa bikin sesuatu yang serius dan ‘normal’ kayak gini. hehehe. (^_^v)
Oke mari kita kembali ke jaman sekarang emm.. maksudku ke jaman yang normal. Hmm. Gimana ya neranginnya? Umm.. bingung ah!
“HOI! Mikir paand kau?”
“eh?!” yamada kaged boo
“yah! Responmu gak kaya yang kuharapkan. Terlalu hambar.”
“……..”
“jadi yama-chan, kau mikir paand sih?” tanya yuuto pada temannya itu.
“umm.. anou..”
“stop stop! Biar kutebak! Hem.. apa ya?”
“udah bisa nebak?”
“ah tunggu bentar lagi! Biar aku tebak! Umm..”
“kelamaan ah! masih mao nebak?”
“ah! aku tau jawabannya!”
“apa jal?”
“pasti kamu lagi nostalgia masa lampau. Iyo kan?! Si cewek kawaii dari indonesiang. Iya kan iya kan??”
“umm.. *sok mikir* Nilai kao 100! Anda tuntas!!”
“HOREE!!” yuuto kegirangan
“………..” yamada pasang tampang murung lagi.
“yah! Kukira dengan ke-sedenganku kamu bakal gak murung lagi.”
“maph deh! Tapi aku bingung mo ngapa. Bingung!!”
“=.=” pasang tampang lu kalo mo bingung, bingung ndiri aja napa?
“……………..” terdiam masih pasang tampang bingung
“hemm.. mau ke indonesiang?”
“HEE??”

-------------------------

Oke! Mari kita kembali ke bocah bernama yandha yang masih berdiri di tengah lapangan sebuah sma negeri di semariang.
“cuaca hari ini benar-benar panas ya?!” ucap yandha pada dirinya sendiri.

CIITT.. tiba-tiba terdengar suara brutil (brutil = brutal) dari depan gerbang sma yandha. Apa yang terjadi? Rupanya sebuah ada bis yang berhenti secara mendadak yang otomatis menimbulkan suara brutil yang ‘memanjakan’ telinga.
“eh? Apa yang terjadi ya?” tanya yandha
“sebenarnya yang sedang terjadi adalah….” Jelas ausong
“song!! Aku kaged! Ngapain kao di sini? Lagi?” tanya yandha
“umm.. gak boleh ya?”
“tadi kan kao uda nae angkot bareng pak obama.”
“he he.. ternyata aku libur. Ya udah mbalek lagi aja ke sini.”
“yeh ni anak.. (=_=’)”

Hampir lupa! Bagaimana dengan bis yang menimbulkan suara brutil itu? Hmm.. lupakan saja masalah itu.
“loh? Tu makhluk song*** ke mana ya? Yah! Alone lagi dah.” Kata yandha
Tiba-tiba dari kejauhan terlihatlah 2 bocah nyasar yang berjalan ke arah yandha. Sepertinya kedua bocah itu yang turun dari bis brutil tadi.
“yeh! buo*** kau! Gara-gara kau, kita hampir nyasar tau!” umpat orang itu pada temannya. Untuk membedakan mari kita panggil dia dengan nama ‘bocah A’.
“gomen gomen! Tadi salah baca peta bung!” jawab temannya. Nah! Supaya berbeda dengan bocah A mari kita namai dia dengan ‘bocah B’.
“yeh! Salah aku pergi bareng kamu.” Sesal bocah A
“jadi kita ngapain nih?” tanya bocah B

Dari jauh mereka terlihat sedang bertengkar maka,…
“wah wah.. sepertinya mereka itu orang yang diragukan kebaikannya. Dan salah seorang dari mereka itu kasar. Menakutkan~! Lebih baik aku menghadap ke arah yang lain.” Kata yandha sambil menghadap ke arah yang berlawanan sehingga dia tak bisa melihat 2 bocah nyasar tadi.
“enggak tau deh!” jawab bocah A
“tanya orang aja rak wis!” usul bocah B
“bagus!! Nice idea! Tapi kok di sini sepi ya?” bocah A kebingungan sambil melihat ke sekelilingnya.
“um. Tu ada orang di situ. *nunjuk2 yandha* gimana? Mau tanya tu anak?”
“eh! Ini SMA kan? Gak nyasar kan?” tanya bocah A pada temannya.
“yeh! Pan tadi kata bapak tukang pedicap di depan, ini adalah SMA Negeri *SENSOR* semariang.” Jelas bocah B dengan terperinci.
“tapi tapi tapi.. kok ada anak umm.. tu anak SMA, SMP, ato SD ya?” tanya bocah A sambil menunjuk yandha.
“umm.. mari kita telaah bersama masalah ini. umm.. anak SMA kok kayanya radha impossible. Anak SD kok kayaknya terlalu menghina amat sangad. Bagaimana kalau kita putuskan kalau dia adalah anak SMP yang nyasar di SMA?” usul bocah B.
“oke deh! Ngebral-ngebral, kita kok malah ndiskusiin hal gak penting kayak gini ya?”
“ehehe.. baru nyadar juga sayo.”
“jadi mo tanya ama tu anak kagak?” tanya bocah A sambil menunjuk-nunjuk yandha
“OSH! Kamu yang nanya ya?!”
“=_=a….. gimana ya? Oke deh! Mari kita hampiri anak itu.” Ajak bocah A.

Mereka berdua berjalan menghampiri yandha yang masih menghadap ke arah lain. Biarkan 2 bocah nyasar itu berjalan. Mari kita lihat keadaan jiwa tokoh utama kita.
“ehehe.. keadaan kok jadi tenang gini ya? Jadi seneng dah! Kira-kira mereka kemana ya?” tanya yandha dalam hati.

Sementara yandha merasa tenang, 2 bocah nyasar itu berjalan semakin dekat ke arah yandha. Semakin dekat. Semakin dekat. Dan semakin dekat. Sampai pada akhirnya..
“pringisi dek!” tanya bocah A.
“……………..” yandha terkejut. Dia diam tak berkutik.
“yeh! Kagak noleh dia” ucapnya pada temannya.
“umm.. dek mau tanya.” Kali ini bocah B yang turun tangan menanyai yandha.
“…………………” yandha masih diam. Keringat dingin mulai keluar.
”yeh! Kagak jawab juga dia.” Kata bocah B
“kita harus gimana ni?” tanya bocah A pada bocah B.
“jangan-jangan anak ini tuna rungu” bisik bocah B pada bocah A.

Kita tinggalkan 2 bocah nyasar dengan segala hipotesa ngawurnya, apa yang terjadi pada yandha?
“ya Allah! Ampunilah segala dosa hamba-Mu ini. kenapa dua makhluk ini menghampiri hamba-Mu ini? kenapa? KENAAPAAA??”rintih yandha dalam hati
“hooi! Dek! Kita mau nanya nih! Mbalek dong!” pinta bocah A
“pliss!! Ntar kukasih tanda tanganku deh!” bocah B mengiming-imingi.
“yeh! Lu sape? Nawar-nawarin tanda tangan. Cih!” hina yandha dalam hati. “cepet pergi gih! Hush hush!”
“hooi! Yandhil! Nih kubagi donat dari kantin!” tiba-tiba ausong muncul menawarkan donat.
“……………..” yandha masih terdiam entah mengapa
“umm.. kenapa yan? Gak mau? Ya udah!” ausong pun memakan donatnya. Matanya pun mulai melihat ke segala arah. Memastikan tidak ada guru agama di sekitarnya yang pasti bakal negur ‘mbak, kalo makan jangan sambil berdiri.’

Ketika matanya melihat ke satu titik, tiba-tiba ausong pun berteriak.
“ARGHH!! Ka.. kali.. hukk.. hukkss.. uhuk uhuk..” ausong tersedak rupanya. Tapi lihat telunjuknya! *jiah! Emang film apa bisa diliat segala.* Telunjuknya menunjuk ke satu arah. *ya iyalah!*
“song?! Kao napa song? Ajal ya?? Ajal mao njemput yak?” tanya yandha.
“uhuk.. uhukk.. uhukk…” ausong masih terbatuk-batuk dan telunjuknya masih menunjuk ke satu arah tapi dia menggelengkan kepala.
“song! Aku bakal berusaha nebak wasiat kao!”
“uhukk..hukk.. uhuukk..” ausong masih terbaruk batuk sambil menggelengkan kepala. Tak lupa tangannya menunjukkan ke satu arah.
“semua doramamu, kau wariskan ke aku?”
“uhuuuukkk..” ausong menggelengkan kepala.
“semua komikmu kau wariskan ke aku?”
“uhuuuuukkksss…” ausong menggelengkan kepala
“chinen kamu wariskan buat aku?” tanya yandha dengan mata yang bersinar gembira.
“uhuukk!! YA ENGGAK LAH!!” entah mengapa tau2 ausong sudah tidak tersedak lagi. “maksudku itu : :….”
“apa song?” tanya yandha
“LIAT BELAKANGMU NDU*!!! MEREKA ITU ADALAH…..”
“wuaahh…” yandha berteriak takjub setelah melihat ke belakang.
“hooi yuuto!! akhirnya anak itu mau noleh juga!”
“wuah! Iya yam! Akhiryaa~!”
“ryosuke yamada (aka bocah A) dan nakajima yuuto (aka bocah B) dari hey say jump!” jelas ausong.
Lalu yandha pun berteriak “KYAAA!!”
“biasa aja kali yan!” kata ausong

----------------

lanjut ke bagian selanjutnya..

Sabtu, 10 Oktober 2009

cerita ga jelas :: nona dan pelayan-1

ini adalah cerita yang inspirasinya kudapatkan selagi b**** di kamar mandi. hmm. bukan fanfict sih. cuma cerita ga jelas yang membuat saya bahagia. sampe terharu loh!! TT_TT
karena ini cerita gajelas yang pertama, saya meminta tolong beberapa teman saya untuk mengomentari cerita ini. jadi terima kasih buat temen temen yang udah baca dan bilang ini cerita ga mutu. terima kasih. lihat nih saya terharu lagi loh! TT_TT
baca terus ya cerita ga jelas ini!!

----------------

hari ini, hari audisi perekrutan asisten pelayan baru. Hmm.. Semua ini terjadi gara-gara pada suatu pagi yang cerah dan angin bertiup sepoi sepoi,,

“maaf nona. Tapi bolehkah saya mengajukan satu permintaan?” kata pelayan.
“tentu saja!” kataku sambil membaca bakuman 5.
“bolehkah saya meminta nona untuk memperkerjakan asisten pelayan untuk saya? Akhir-akhir ini saya sering merasa kewalahan mengurusi rumah, makanan, dan juga nona. Mungkin karena umur saya yang sudah bertambah membuat saya tidak bisa melakukan semua pekerjaan seperti dulu.”
“hmm.. Aku juga berpikir begitu. Akhir-akhir ini kau sering melakukan kesalahan. Tadi malam, kau membuat jengkol goreng tepung padahal aku minta mendoan petis. Kemarin kau bangunkan aku jam 12 siang padahal aku minta dibangunkan jam 8 pagi. 2 hari yang lalu, kau mengantarkan ku ke supermarket padahal aku minta kau antarkan ke pasar. 5 hari yang lalu tagihan listrik belum dibayar sehingga aliran lstrik diputus. dan kita dikenai denda yang amat sangat besar. Padahal saat itu aku sedang menemui seorang tamu yang menentukan kemajuan perusahaan. Dan juga bebera.. ”
“ah nona! Masalah yang itu sudah tak usah diungkit-ungkit lagi. Maafkan saya!”
“ah sudahlah! Tak apa! Aku kan majikan yang baik. Lagipula kau sudah melayaniku sejak kecil, bagaimana aku bisa marah padamu. Hmm. Mungkin setelah kita mendapatkan asisten pelayan, kau bisa berlibur untuk sementara. Bagaimana? Lagipula kau belum pernah mengambil jatah cutimu selama ini bukan?”
“ya, kalau nona mengijinkan.”
“kalau begitu sekarang pasang saja iklan itu di koran atau di mana. Terserah.”

Hmm.. sebelum kuceritakan lebih jauh tentang pencarian asisten pelayan ini, perkenalkan. Aku adalah seorang nona yang tinggal di rumah yang biasa dengan seorang pelayan berkemampuan biasa. Hmm.. Sebagai penerus perusahaan ayah, tentu aku di sekolahkan di sekolah yang tidak biasa. Tentunya bukan horikoshi gakuen, sekolah para artis dan anak-anak pintar. Hmm.. aku sekolah di perguruan hakuo. Kebetulan aku pernah sekelas dengan nagi sanzenin. Anak itu sangat pintar. Di umurnya yang 13 tahun dia berada satu kelas dengan ku. Dan pelayannya, hayate, benar benar bukan pelayan biasa. Sebenarnya aku ingin sekolah di ouran karena di sana ada sepupuku, haninozuka mitsukuni. Tapi syarat masuknya terlalu amat sangat supe duper berat. Jadilah aku sekolah di hakuo.

Kembali ke pencarian asisten pelayan, sampai pada hari yang ditentukan hanya ada 3 surat lamaran. Heh?! Cuma 3? Hmm.. ya dengan gaji yang biasa bekerja di rumah yang besarnya biasa kukira yang melamar adalah 3 orang biasa yang tertarik dengan pekerjaan biasa ini. Aku tidak tahu kalau mereka sebenarnya BUKAN ORANG BIASA.

Setelah pelayanku melakukan tes tahap awal,,
“nona, kemampuan mereka tidak dapat diragukan. Benar-benar sempurna! Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?”
“hmm.. sebaiknya masing masing dari mereka disuruh untuk bekerja disini untuk beberapa hari. Dengan begitu kita bisa tahu kemampuannya. Aku juga ingin mewawancarai mereka secara langsung.”

------------------

emang masih bagian awal sih. biasa banged pembukanya. tapi saya mohon masukan dan dukungannya. (dong dong ni anak! sok ngartis banged.)
baca terus ya~!!
doumo!!