--------------
“anak-anak, ayo buka bukunya. Sekarang kita masuk bab kesetimbangan kimia. Kesetimbangan kimia adalah..” terang bu guru kimia.
“hoahemm..” yandha menguap.
“kenapa kao?” tanya teman
“ngantok nih! Semalem ga sempet tidur.” Jawab yandha
“heh? Ga tidor? Ngapain?”
“ngayal ngayal ga jelas gitu dah. Ehehe.”
“ =.= ” teman terdiam
“eh, aku tidor dulu yak?! Ngantok berat nih!”
“ya tidor toh! Hati-hati ya!!”
“osh! Doakan saya mimpi ketemu idola ya?!”
“ho-oh! Eh nta kalo ketemu labrador (07-ghost) salam ya?!”
“sib! Mau nitip buat sapa lagi?”
“hmm.. sapa ya? Hm. Bingung aku. Kanata hongo deh! Sama kamiki-kun, ryutaro, hikaru-kun, gaara-sama, haninozuka mitsukuni, oom kenma, terus.. ”
“STOP! Kau nih! Nitip salam di mimpi ja banyak banget. Udah! Aku mau tidor aja. Dagh!”
BLETAK!
Bunyi kepala yandha jatuh menimpa meja. Dan tertidorlah tu anak.
“anak ini.. =.=”
---------------------
~dalam mimpi yandha~
Hmm. Dimana ini? Saya mengantuk.
“yandhi~! Yandho~!”
Hah?! Sopo kuwi? Calling calling my name. Gak bener pula. Cih!
“yandhe~!”
Gyaa!! Sapa kao? Panggil namaku ga bener! Tunjukkan wujud aslimu!
“yandhuu~!”
Hyee!! Keadaan semakin menakutkan. Saya ketakutan. Seseorang, selamatkan saya!! Satsukete..(k)!
“HOI! Dipanggil nih! Ke sini dong! Capek nih manggil manggil muluk.”
Eee..? saya dipanggil ya?
“he-eh! Ndang tha! Hayaku hayaku!”
Iyo dah! Eh, tapi tunggu dulu.
“apa lagi?”
Aku harus kemana?
“kocchi kocchi..”
Tiba-tiba muncul sebuah cahaya dari suatu arah..
Hyoo.. rupanya aku harus ke sana. Ke sana ah!
“irrashaimase..”
Terlihatlah sepuluh orang yang kakoi nan kawai berdiri menyambut yandha.
Hyoo~!! Hey say JUMP!! Teriak yandha kegirangan dalam mimpinya.
~mimpi yandha selesai~
--------------------------
“hyoo! Hey say JUMP!!” teriak yandha kegirangan. Ternyata dia teriak ampe kedengeran di dunia bukan mimpi. Nyeh nyeh nyeh!
“anak ini.. kalo mimpi ribut aja kerjanya.”
“kau! Anak yang duduk di sana.” Kata guru sambil menunjuk ke arah yandha.
“saya bu?”
“iya! Kamu yang barusan teriak ‘kyaa! Hey say JUMP!’ di tengah pelajaran saya.”
“enggak kok bu! Saya gak teriak ‘kyaa! Hey say JUMP!’ kok bu.”
“heh! Gag usah munapek. Kalo ga teriak gitu emang kamu teriak apa? Jelas-jelas sekelas denger kamu teriak.”
“saya teriaknya gini ko bu. ‘hyoo! Hey say JUMP!’ bukan ‘kyaa! Hey say JUMP!’”
“wateper lah! Sekarang kau kerjakan soal di papan tulis.”
“ah!” jawab yandha maju ke depan ogah-ogahan.
“bisa kah?” tanya guru.
“enggak bu.”
“lain kali merhatiin dong!” kata bu guru
“maaf bu!” jawab yandha sambil menampakkan wajah merana se-innocent mungkin.
“gag mempan tau! Saya sudah kebal dengan wajah wajah sok innocent seperti itu. Karena kamu tidak memperhatikan pelajaran saya, kamu saya hukum berdiri di lapangan.”
“……….”
Yandha berjalan menuju lapangan upacara. Mungkin sebagai seorang pelajar dia merasa hari itu adalah hari yang benar-benar menyebalkan. Tapi sebagai seorang fangirl, mungkin dia tak tau apa yang menantinya nanti. Khukhukhu. *tawa jahad seorang pengarang*
--------------------------
Di tengah perjalanannya menuju lapangan upacara yang panasnyo minta ampun,,
“semprong! PANASNYA~!” teeriak yandha.
“sst! Bisa tenang mbak? Ni lagi ulangan mbak!”
“eh iya! Maaph bu!” kata yandha sambil meminta maaf.
“Kenapa? Kenapa? Kenapa aku? Kenapa harus aku yang ketauan tidor di tengah pelajaran? WHAAII?? Pan banyak tu yang tidor tadi. Tapi kenapa Cuma aku yang ketauan sama bu guru?” gerutu yandha. Tentunya dengan suara pelan kan ga mau dimarain ama guru penjaga ulangan.
Namun ternyata anak ini terpeleset kulit pisang dan dia jatuh menimpa setumpuk buku kimia. Tentunya hal ini menimbulkan suara berisik. (entah bagaimana kulit pisang ini bisa berada di tengah jalan menuju lapangan. Dan entah bagaimana pula setumpuk buku kimia ini bisa berada di tengah jalan menuju lapangan. Benar-benar hal yang mistis.)
“ehem. Mbak tadi kan sudah saya peringatkan untuk tidak berisik.” Guru penjaga ulangan tiba-tiba memperingati anak ini.
“eh.. maaf bu! Tadi itu saya..” anak ini berusaha menjelaskan duduk perkaranya.
“SUDAH!! DIAM KAU! Sana sana! Hush hush.” Usir guru penjaga ulangan.
--------------------------
Sesampainya di lapangan..
“kenapa? Kenapaa? Kenapa harus aku lagi?! ARGH!!!”
“Yee.. sapa suruh tidur sambil ngelindur. Berisik pula. Wkwkwk.” Tiba-tiba teerdengar suara misterius.
“gyaa! Ada suara misterius! Siapa kau?” tanya yandha.
“udah! Anggep aja aku ini hanya suara angin.” *FYUUU*
“Tapi kenapa aku harus yang sial muluk? Udah ketauan sekelas, disuruh ngerjain, ga bisa pula. Pada akhirnya dikirimlah aku ke lapangan panaas ini. cih! Bisa tambah mini aku.”
“Sudah sudah! Yang sabar ya nak!”
“iya! Makasih surgin”
“surgin? Apaan tu?”
“suara angin” jawab yandha
“…………..” angin pun terdiam.
Suara misterius itu sudah tak terdengar lagi. Yandha sendirian. Bediri di tengah lapangan yang panasnya minta ampun. JEK EJEK EJEK .. Tiba-tiba terdengar suara helikopter.
“Ada heli mo ndarat di sini? What the…….?” gumam yandha.
“hoi! Yang di bawah! Kita mo ndarat. Minggir dong minggir!” teriak suara dari heli.
“kayaknya dari tadi aku ketemu suara gaje terus deh. Minggir ah!” dalam hati sambil ni anak minggir.
Akhirnya heli itu mendarat dengan selamat di lapangan SMA nya yandha.
“kira kira mereka siapa ya?”
“mereka adalah…” kata ausong
“lho? Si, kamu…?” yandha terkaget kaget
Pintu heli terbuka dan entah darimana datangnya, lagu UMP terdengar.
J-Johnny U-Ultra M-Music P-Power
Kalo udah gini pasti bisa nebak siapa yang turun dari heli. Nyeh nyeh nyeh.
“loh ini dimana?” tanya orang yang baru turun dari heli.
“ini di semariang pak!”
“loh?! Saya maunya ke menteng. Ketemu sodara saya.”
“jadi bapak ga mau ke semariang?”
“tidak. Saya maunya ke jakartiang. Menteng. Pan udah lama ga ke sono.”
“t..tapi kata bu michelle, pak obama suka bandeng presto. Di semariang banyak yang jual.” Terang orang yang keliatannya guide deh.
“di semariang banyak bandeng dijualkah?”
“iyo pak! Mari mari saya antarkan. Dekat kok dari sini. Mau naik angkot?”
“oh ya! Tentu saja. Tapi nanti habis beli bandeng, kita ke menteng di jakartiang.”
“oh ya pak oh ya! Tentu saja!”
Hmm.. bagaimana kalau kita tengok keadaan jiwa tokoh utama kita.
“…” terdiam tak dapat berkata-kata.
“kamu shock ya nak?” tanya ausong
“…” masih terdiam
“kamu kira itu HSJ kan?” tanya ausong
“…” tetap terdiam
“yang tabah ya nak!”
“….” Terdiam masih
“ya udah deh! Aku balik ke sekolah ku dulu ya! Naek angkot bareng pak obama ah~!” ausong pun berlalu meninggalkan yandha yang masih terdiam.
Yandha pun melanjutkan berdiri di tengah lapangan. Hatinya bagai teiris seribu sembilu ketika mengetahui ternyata mereka bukan HSJ. Ternyata dia adalah pak obama yang nyasar ke semariang. Sungguh kecewa hatinya mengetahui fakta itu.
“mungkin lebih baik aku berdiri di tengah lapangan saja dengan tenang. Hmm..” yandha berkata dalam hati. “ini benar-benar hari yang aneh.”
--------------------------
Beberapa puluh tahun yang lalu di Jepuniang.. (umur tokoh utamanya berapa jal?)
“oi oi! Besok temenin dong!” pinta seorang anak cewek yang kawai nya gak maen maen. *jiah lebe!*
“boleh! Doko?” tanya seorang anak cowok yang kawai nya gak kalah sama si cewek.
“heh? Joko? Sapa tu joko? Ga nyangka di sini ada yang namanya joko. ^^”
“nee? Umm.. maksudku, meh nang ndi?”
“um.. entahlah! Tapi ketemu di *piip* aja” >>lokasi disamarkan karena kemalasan penulis mencari tau.
“nanji?”
“heh? Sanji? One piece yak? Aku sih suka luffy. ^^”
“what the?” si cowok kawai menggeleng-gelengkan kepala.
“kenapa? Kamu sakit kepala?” tanya cewek yang kawai itu.
“iie iie. Umm. Jam berapa?”
“jam 8 ae rak wis”
“oke! Ja mata ashita!”
Keesokan harinya..
“udah lama nunggunya? Gome ne! Tadi ketiduran. Bangun bangun udah jam 11. Hontou ni gomenasai!!” >>bener ga sih jepangnya?
“he he. Ndak apa kok!” jawab si cowok kawai. “jadi mau kemana nih?”
“temenin cari kado buat papap ku. Ya? Ya?” pinta anak cewek kawai itu
“oke oke!”
Beberapa puluh ratus menit kemudian..
“arigatou. Matur nuwun sanged!”
“aa.. douite. Ja mata.” Cowok kawai melambaikan tangannya.
“chotto matte! Ni buat kamu.” cewek itu meletakkan sesuatu di telapak tangan temannya.
“apa ini?”
“tanda terima kasih. Sekaligus kenang-kenangan.”
“kenang-kenangan? Lha napa?”
“sebenernya…. Besok aku mau pulang”
“kemana?”
“ke….indonesiang”
“……….”
“makasih banged ya! Makasih! Makasih! Makasih! Lain kali semoga kita bisa bertemu. Ah! aku harus pulang. Ja mata, yama-chan.” Kata cewek kawai itu sambil melabaikan tangannya.
“………..” terdiam sambil menggenggam erat pemberian temannya.
Catatan pengarang: ga nyangka bisa bikin sesuatu yang serius dan ‘normal’ kayak gini. hehehe. (^_^v)
Oke mari kita kembali ke jaman sekarang emm.. maksudku ke jaman yang normal. Hmm. Gimana ya neranginnya? Umm.. bingung ah!
“HOI! Mikir paand kau?”
“eh?!” yamada kaged boo
“yah! Responmu gak kaya yang kuharapkan. Terlalu hambar.”
“……..”
“jadi yama-chan, kau mikir paand sih?” tanya yuuto pada temannya itu.
“umm.. anou..”
“stop stop! Biar kutebak! Hem.. apa ya?”
“udah bisa nebak?”
“ah tunggu bentar lagi! Biar aku tebak! Umm..”
“kelamaan ah! masih mao nebak?”
“ah! aku tau jawabannya!”
“apa jal?”
“pasti kamu lagi nostalgia masa lampau. Iyo kan?! Si cewek kawaii dari indonesiang. Iya kan iya kan??”
“umm.. *sok mikir* Nilai kao 100! Anda tuntas!!”
“HOREE!!” yuuto kegirangan
“………..” yamada pasang tampang murung lagi.
“yah! Kukira dengan ke-sedenganku kamu bakal gak murung lagi.”
“maph deh! Tapi aku bingung mo ngapa. Bingung!!”
“=.=” pasang tampang lu kalo mo bingung, bingung ndiri aja napa?
“……………..” terdiam masih pasang tampang bingung
“hemm.. mau ke indonesiang?”
“HEE??”
-------------------------
Oke! Mari kita kembali ke bocah bernama yandha yang masih berdiri di tengah lapangan sebuah sma negeri di semariang.
“cuaca hari ini benar-benar panas ya?!” ucap yandha pada dirinya sendiri.
CIITT.. tiba-tiba terdengar suara brutil (brutil = brutal) dari depan gerbang sma yandha. Apa yang terjadi? Rupanya sebuah ada bis yang berhenti secara mendadak yang otomatis menimbulkan suara brutil yang ‘memanjakan’ telinga.
“eh? Apa yang terjadi ya?” tanya yandha
“sebenarnya yang sedang terjadi adalah….” Jelas ausong
“song!! Aku kaged! Ngapain kao di sini? Lagi?” tanya yandha
“umm.. gak boleh ya?”
“tadi kan kao uda nae angkot bareng pak obama.”
“he he.. ternyata aku libur. Ya udah mbalek lagi aja ke sini.”
“yeh ni anak.. (=_=’)”
Hampir lupa! Bagaimana dengan bis yang menimbulkan suara brutil itu? Hmm.. lupakan saja masalah itu.
“loh? Tu makhluk song*** ke mana ya? Yah! Alone lagi dah.” Kata yandha
Tiba-tiba dari kejauhan terlihatlah 2 bocah nyasar yang berjalan ke arah yandha. Sepertinya kedua bocah itu yang turun dari bis brutil tadi.
“yeh! buo*** kau! Gara-gara kau, kita hampir nyasar tau!” umpat orang itu pada temannya. Untuk membedakan mari kita panggil dia dengan nama ‘bocah A’.
“gomen gomen! Tadi salah baca peta bung!” jawab temannya. Nah! Supaya berbeda dengan bocah A mari kita namai dia dengan ‘bocah B’.
“yeh! Salah aku pergi bareng kamu.” Sesal bocah A
“jadi kita ngapain nih?” tanya bocah B
Dari jauh mereka terlihat sedang bertengkar maka,…
“wah wah.. sepertinya mereka itu orang yang diragukan kebaikannya. Dan salah seorang dari mereka itu kasar. Menakutkan~! Lebih baik aku menghadap ke arah yang lain.” Kata yandha sambil menghadap ke arah yang berlawanan sehingga dia tak bisa melihat 2 bocah nyasar tadi.
“enggak tau deh!” jawab bocah A
“tanya orang aja rak wis!” usul bocah B
“bagus!! Nice idea! Tapi kok di sini sepi ya?” bocah A kebingungan sambil melihat ke sekelilingnya.
“um. Tu ada orang di situ. *nunjuk2 yandha* gimana? Mau tanya tu anak?”
“eh! Ini SMA kan? Gak nyasar kan?” tanya bocah A pada temannya.
“yeh! Pan tadi kata bapak tukang pedicap di depan, ini adalah SMA Negeri *SENSOR* semariang.” Jelas bocah B dengan terperinci.
“tapi tapi tapi.. kok ada anak umm.. tu anak SMA, SMP, ato SD ya?” tanya bocah A sambil menunjuk yandha.
“umm.. mari kita telaah bersama masalah ini. umm.. anak SMA kok kayanya radha impossible. Anak SD kok kayaknya terlalu menghina amat sangad. Bagaimana kalau kita putuskan kalau dia adalah anak SMP yang nyasar di SMA?” usul bocah B.
“oke deh! Ngebral-ngebral, kita kok malah ndiskusiin hal gak penting kayak gini ya?”
“ehehe.. baru nyadar juga sayo.”
“jadi mo tanya ama tu anak kagak?” tanya bocah A sambil menunjuk-nunjuk yandha
“OSH! Kamu yang nanya ya?!”
“=_=a….. gimana ya? Oke deh! Mari kita hampiri anak itu.” Ajak bocah A.
Mereka berdua berjalan menghampiri yandha yang masih menghadap ke arah lain. Biarkan 2 bocah nyasar itu berjalan. Mari kita lihat keadaan jiwa tokoh utama kita.
“ehehe.. keadaan kok jadi tenang gini ya? Jadi seneng dah! Kira-kira mereka kemana ya?” tanya yandha dalam hati.
Sementara yandha merasa tenang, 2 bocah nyasar itu berjalan semakin dekat ke arah yandha. Semakin dekat. Semakin dekat. Dan semakin dekat. Sampai pada akhirnya..
“pringisi dek!” tanya bocah A.
“……………..” yandha terkejut. Dia diam tak berkutik.
“yeh! Kagak noleh dia” ucapnya pada temannya.
“umm.. dek mau tanya.” Kali ini bocah B yang turun tangan menanyai yandha.
“…………………” yandha masih diam. Keringat dingin mulai keluar.
”yeh! Kagak jawab juga dia.” Kata bocah B
“kita harus gimana ni?” tanya bocah A pada bocah B.
“jangan-jangan anak ini tuna rungu” bisik bocah B pada bocah A.
Kita tinggalkan 2 bocah nyasar dengan segala hipotesa ngawurnya, apa yang terjadi pada yandha?
“ya Allah! Ampunilah segala dosa hamba-Mu ini. kenapa dua makhluk ini menghampiri hamba-Mu ini? kenapa? KENAAPAAA??”rintih yandha dalam hati
“hooi! Dek! Kita mau nanya nih! Mbalek dong!” pinta bocah A
“pliss!! Ntar kukasih tanda tanganku deh!” bocah B mengiming-imingi.
“yeh! Lu sape? Nawar-nawarin tanda tangan. Cih!” hina yandha dalam hati. “cepet pergi gih! Hush hush!”
“hooi! Yandhil! Nih kubagi donat dari kantin!” tiba-tiba ausong muncul menawarkan donat.
“……………..” yandha masih terdiam entah mengapa
“umm.. kenapa yan? Gak mau? Ya udah!” ausong pun memakan donatnya. Matanya pun mulai melihat ke segala arah. Memastikan tidak ada guru agama di sekitarnya yang pasti bakal negur ‘mbak, kalo makan jangan sambil berdiri.’
Ketika matanya melihat ke satu titik, tiba-tiba ausong pun berteriak.
“ARGHH!! Ka.. kali.. hukk.. hukkss.. uhuk uhuk..” ausong tersedak rupanya. Tapi lihat telunjuknya! *jiah! Emang film apa bisa diliat segala.* Telunjuknya menunjuk ke satu arah. *ya iyalah!*
“song?! Kao napa song? Ajal ya?? Ajal mao njemput yak?” tanya yandha.
“uhuk.. uhukk.. uhukk…” ausong masih terbatuk-batuk dan telunjuknya masih menunjuk ke satu arah tapi dia menggelengkan kepala.
“song! Aku bakal berusaha nebak wasiat kao!”
“uhukk..hukk.. uhuukk..” ausong masih terbaruk batuk sambil menggelengkan kepala. Tak lupa tangannya menunjukkan ke satu arah.
“semua doramamu, kau wariskan ke aku?”
“uhuuuukkk..” ausong menggelengkan kepala.
“semua komikmu kau wariskan ke aku?”
“uhuuuuukkksss…” ausong menggelengkan kepala
“chinen kamu wariskan buat aku?” tanya yandha dengan mata yang bersinar gembira.
“uhuukk!! YA ENGGAK LAH!!” entah mengapa tau2 ausong sudah tidak tersedak lagi. “maksudku itu : :….”
“apa song?” tanya yandha
“LIAT BELAKANGMU NDU*!!! MEREKA ITU ADALAH…..”
“wuaahh…” yandha berteriak takjub setelah melihat ke belakang.
“hooi yuuto!! akhirnya anak itu mau noleh juga!”
“wuah! Iya yam! Akhiryaa~!”
“ryosuke yamada (aka bocah A) dan nakajima yuuto (aka bocah B) dari hey say jump!” jelas ausong.
Lalu yandha pun berteriak “KYAAA!!”
“biasa aja kali yan!” kata ausong
----------------
lanjut ke bagian selanjutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bocah ini telah menulis..
Sekarang giliran anda memberi komentar..